Rabu, 29 Desember 2010

van gogh dan lukisan ekspressinya

 VAN GOGH dan LUKISAN EKSPRESSINYA
Purtwokerto, 29 Desember 2010, disadur dari about.com
Pengaruh Van Gogh terbukti di banyak ekspresionis bekerja sebagai pelukis ditiru dia menggunakan murni, 
warna cerah , sapuan kuas tegas, dan kombinasi warna yang kontras dalam lukisan mereka sendiri. Museum directors and private collectors in both Germany and Austria were among the first to start buying Van Gogh's paintings and by 1914 there were more than 160 of his works in German and Austrian collections. direktur Museum dan kolektor pribadi di Jerman dan Austria adalah di antara yang pertama mulai membeli lukisan Van Gogh dan 1914 ada lebih dari 160 karya dalam koleksi Jerman dan Austria. Traveling exhibitions helped to expose a generation of young artists to Van Gogh's expressive works. Traveling pameran membantu membongkar generasi seniman muda untuk bekerja ekspresif Van Gogh.
Get an understanding for the impact Vincent van Gogh had on German and Austrian Expressionist painters with this photo gallery of paintings from the Van Gogh and Expressionism Exhibition held at the Van Gogh Museum in Amsterdam (24 November 2006 to 4 March 2007) and the Neue Galerie in New York (23 March to 2 July 2007). Dapatkan pemahaman atas dampak Vincent van Gogh telah di Austria ekspresionis pelukis dan Jerman dengan galeri foto dari lukisan Van Gogh dan Ekspresionisme Pameran diselenggarakan di Van Gogh Museum di Amsterdam (24 November 2006 hingga 4 Maret 2007) dan Neue Galerie di New York (23 Maret - 2 Juli 2007). By showing works by Van Gogh side by side with works by young Expressionist painters, this exhibition reveals the full extent of his influence on other painters. Dengan menunjukkan karya-karya Van Gogh sisi berdampingan dengan karya-karya pelukis ekspresionis muda, pameran ini mengungkapkan sepenuhnya pengaruhnya terhadap pelukis lain.

Images 1-12 of 18 Gambar 1-12 dari 18

Vincent van Gogh lukisan, potret diri dengan topi jerami dan baju artis, 1887. Vincent van Gogh: Self-Portrait With a Straw Hat and Artist's Smock Vincent van Gogh: Self-Portrait Dengan Topi Jerami dan's Smock Artis Rincian Potret Diri Van Gogh dengan Topi Jerami Detail from Vincent van Gogh's Self-Portrait With a Straw Hat and Artist's Smock Detail dari Diri-Portrait Vincent van Gogh Dengan Topi Jerami dan Artis Smock Oskar Kokoschka, Hirsch sebagai seorang tua, 1907. Oskar Kokoschka: Hirsch as an Old Man Oskar Kokoschka: Hirsch sebagai Orang Tua Karl Schmidt-Rottluff, Self-potret, 1906. Karl Schmidt-Rottluff: Self-Portrait Karl Schmidt-Rottluff: Self-Portrait
Ekspresionis pelukis Karl Schmidt-Rottluff Detail from Karl Schmidt-Rottluff's Self-Portrait Detail dari Rottluff's Self-Portrait-Karl Schmidt Erich Heckel, Man Duduk, 1909 Erich Heckel: Seated Man Erich Heckel: Man Duduk Egon Schiele, Self-potret, 1910. Egon Schiele: Self-Portrait With Arm Twisting Above Head Schiele Egon: Self-Portrait Dengan Memutar Lengan atas Kepala Emil Nolde, batang pohon Putih, 1908. Emil Nolde: White Tree Trunks Emil Nolde: Trunks Pohon Putih
Detail from Emil Nolde's White Tree Trunks Detail dari Emil Nolde's White Tree Trunks Vincent van Gogh, The menders jalan, 1889. Vincent van Gogh: The Road Menders Vincent van Gogh: The Menders Jalan Orchard lukisan karya Gustav Klimt Gustav Klimt: Orchard Gustav Klimt: Orchard Ernst Ludwig Kirchner, Nollendorf persegi, 1912 Ernst Ludwig Kirchner: Nollendorf Square Ernst Ludwig Kirchner: Square Nollendorf

Mengenal pensil sebagai media gambar

  Purwokerto, 29 Desmber 2010. Posted by Art Learning Center
                               PENSIL sebagai MEDIA GAMBAR

Pensil adalah salah satu media gambar yang murah, mudah ditemukan, mudah digunakan dan bisa dibawa kemana saja. Anda tidak perlu mengeluarkan banyak uang untuk membelinya, juga tidak perlu ke toko khusus yang menjual alat lukis karena di toko-toko biasa juga tersedia banyak. Dan paling menyenangkan dari pensil adalah sangat ringan dan bisa dimasukkan ke dalam saku baju Anda.
Pensil sepertinya hanya menghasilkan warna monokrom (hitam putih) yang tidak menarik. Karena itu banyak pemula tidak mulai belajar untuk menguasai pensil terlebih dahulu dan biasanya ingin langsung belajar menggunakan cat air dan cat minyak. Padahal jika Anda ingin lebih menguasai cat air dan cat minyak, sebagai pemula Anda sebaiknya harus sering berlatih membuat sketsa dengan pensil. Keluarkanlah semua kemampuan yang dimiliki pensil maka Anda akan menemukan keajaiban-keajaiban pada gambar Anda.
Sebelum mulai belajar menggambar dengan media pensil sebaiknya Anda mengenal lebih baik lagi tentang pensil. Jenis pensil pun bermacam-macam merk, ukuran, dan harganya. Memilih dan membeli pensil juga perlu Anda ketahui caranya. Tapi paling penting pilihlah pensil yang sesuai dengan kepribadian Anda.
Ukuran pensil yang paling umum berukuran antara 9H sampai 9B. Biasanya pensil yang paling sering Anda gunakan untuk menulis ukuran HB dan 2B. Dari tingkat kekerasannya pensil terbagi dari 2 jenis yaitu pensil lunak dan pensil keras. Pensil keras diberi tanda dengan H. Pensil lunak diberi tanda dengan B.
Pensil ukuran H-9H menghasilkan karakter garis tipis biasanya digunakan untuk membuat sketsa dan mengarsir daerah terang. Pensil B-9B menghasilkan karakter garis tebal dan biasanya digunakan untuk mengarsir daerah gelap.
Sebaiknya Anda mencoba dahulu berbagai macam ukuran dan jenis pensil antara 9H-9B sehingga Anda tahu mana yang lebih sesuai dengan sifat Anda.
Pada umumnya semua harga pensil terjangkau, jadi jika dana Anda terbatas sekali pilihlah beberapa pensil saja, yang penting ada satu pensil keras H dan satu pensil lunak B. Tidak harus semua ukuran pensil Anda beli.
Ada berbagai macam merk pensil gambar yang dapat Anda coba seperti Faber Castell, Lyra, dan Staedtler. Merk tersebut memproduksi berbagai macam ukuran dan jenis pensil. Ukuran pensil 2B yang berbeda merk mempunyai kualitas karakter pensil yang berbeda juga.
Saya juga menemukan hanya dengan menggunakan satu jenis pensil saja misalnya pensil 2B. Kemudian saya memberikan tekanan yang lebih kuat ketika mengarsir pada kertas, maka pensil 2B dapat menghasilkan kualitas arsir yang sama dengan pensil 4B.
Saya lebih suka menggunakan pensil antara 2B, 4B dan 6B. Ketika mulai membuat sketsa awal saya lebih suka menggunakan 2B karena lunak sehingga dapat menghasilkan garis yang lebih ekspresif, tetapi ada juga yang lebih suka menggunakan 2H untuk membuat sketsa awal karena menghasilkan garis lebih tipis.
Jika Anda telah menemukan ukuran pensil yang lebih cocok dengan sifat Anda maka menggambar pun akan terasa lebih nyaman Anda dapat menghasilkan berbagai macam arsir dengan teknik memegang pensil. Saya menggunakan dua cara memegang pensil:
1. Memegang pensil seperti menulis, cara ini sangat sesuai jika Anda ingin menghasilkan gambar yang detail.
2. Memegang pensil antara ibu jari diatas dan 4 jari dibawahnya, teknik seperti ini sangat baik untuk membuat garis-garis yang berani bahkan baik untuk melemaskan tangan Anda.
Memberi tekanan yang berbeda ketika memegang pensil juga menghasilkan arsir yang berbeda. Semakin kuat Anda memberi tekanan maka arsir yang dihasilkan tebal sebaliknya jika Anda memberikan tekanan lemah maka arsir yang dihasilkan tipis.
Berdasarkan pengalaman saya ketika pertama kali menggambar dengan pensil, saya merasakan kalau tangan agak kaku. Hal ini terlihat pada karakter garis yang saya hasilkan. Garis akan kaku, terputus-putus, dan ada perasaan ingin sering menggunakan penghapus.
Jika Anda memang baru pertama kali mulai menggambar dengan pensil, kemungkinan garis yang Anda hasilkan pun terlihat kaku dan garis terputus-putus. Masalah ini dapat menghilang secara perlahan jika Anda sering berlatih dan tangan Anda pun terasa lemas dalam menghasilkan garis. Kesalahan seorang pemula biasanya terlalu mengkhawatirkan apakah gambar itu bagus atau tidak dan apakah gambar nya salah atau benar. Biasanya pemula takut untuk membuat garis berulang-ulang dan selalu ingin menggunakan penghapus. Sebaiknya hilangkan perasaan takut untuk membuat kesalahan dan jangan gunakan penghapus terlebih dahulu
Sebagai pemula yang penting Anda perhatikan adalah proses ketika Anda menggambar bukan hasilnya. Jadi beranilah untuk menarik garis!

Gradasi pensil yang dihasilkan
dari berbagai jenis,
ukuran, dan merk pensil.

Berbagai macam jenis pensil mulai dari
berbeda merk, ukuran H dan B. Saya lebih
sering menggunakan pensil merk
Faber Castell, Lyra, dan Staedtler karena
merk ini semua memproduksi berbagai
ukuran pensil dari 9H-9B. Lyra juga
memproduksi pensil graphit dengan
ukuran mulai dari 2B-9B.


Memegang pensil seperti menulis
dapat menghasilkan gambar yang detail.

Memegang pensil antara ibu jari diatas
dan 4 jari dibawahnya menghasilkan
garis-garis yang berani dan ekspresif.

gambar proyeksi

GAMBAR PROYEKSI ORTOGONAL

Purwokerto, 30 Desember 2010disadur dari : Sumber Ilmu
 
Berikut ini akan dibicarakan tentang Gambar Proyeksi Ortogonal secara terinci. Gambar proyeksi ortogonal yang lazim digunakan ada dua cara yaitu cara Eropa dan cara Amerika. Pada cara Eropa mempergunakan tiga bidang proyeksi saling berpotongan tegak lurus satu sama yang lain, di mana benda yang diproyeksikan berada di antara ketiga bidang tersebut. Sedangkan cara Amerika mempergunakan enam bidang proyeksi yaitu benda dipandang dari enam sisi. Berikut yang dibahas hanya gambar proyeksi cara Eropa.
Perpotongan di antara tiga bidang proyeksi cara Eropa akan membentuk sebuah ruangan yang disebut dengan ruang nyata. Bidang-bidang proyeksi tersebut adalah :
  1. Bidang mendatar, disebut Bidang Proyeksi 1 (benda dilihat dari arah atas)
  2. Bidang tegak, disebut Bidang Proyeksi 2 (benda dilihat dari arah depan)
  3. Bidang samping, disebut Bidang Proyeksi 3 (benda dilihat dari arah samping)
Perhatikan gambar berikut ini!
Selanjutnya, dari gambar di atas dapat kita lihat bahwa perpotongan tiga bidang proyeksi tersebut membentuk tiga buah sumbu, masing-masing adalah :
  1. Sumbu o-x, sebagai perpotongan bidang P1 dan P2.
  2. Sumbu o-y, sebagai perpotongan bidang P1 dan P3.
  3. Sumbu o-z, sebagai perpotongan bidang P2 dan P3
Susunan bidang-bidang proyeksi seperti di atas yang membentuk ruang nyata disebut dengan bidang gambar proyeksi stereometri. Dalam gambar stereometri ini, di samping menampilkan gambar proyeksi 1, 2, dan 3 juga menampilkan gambar ruang objeknya. Dari bentuk gambar stereometri akan disederhanakan menjadi bentuk gambar proyeksinya saja.
Perhatikan bentuk gambar berikut.
Penjelasan gambar
Untuk mendapatkan bidang-bidang proyeksi yang datar, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
  1. Sumbu o-x dan o-z dianggap sebagai engsel, sedangkan sumbu o-y dianggap dapat dibagi menjadi dua bilah.
  2. Bidang P1 diputar ke bawah hingga datar dengan bidang P2.
  3. Bidang P3 diputar ke samping hingga datar dengan P3 (perhatikan Gambar. B).
Setelah memahami bagaimana terbentuknya bidang-bidang proyeksi dan sumbu-sumbu proyeksi, sekarang kita mulai membuat gambar proyeksi itu sendiri. Kita akan mempelajarinya secara bertahap, dimulai dari proyeksi sebuah titik, kemudian garis, bidang, baru selanjutnya memproyeksikan suatu benda (benda geometris tiga dimensi).
A. Proyeksi Sebuah Titik
Untuk membuat gambar proyeksi dari sebuah titik, atau juga objek lainnya, sebaiknya dilakukan dua tahapan kerja, yang pertama membuat gambar stereometrinya dan kedua membuat gambar proyeksinya. Berikut ini perhatikan gambar proyeksi titik A yang terletak 2 cm di atas bidang P1, 1 cm di depan bidang P2 dan 3 cm di samping bidang P3.
Perhatikan bentuk gambar berikut.
Penjelasan gambar
1) Titik A1 adalah proyeksi titik A pada bidang P1 dengan koordinat (x,y) dengan nilai (3,1). Tarik garis proyeksi dari nilai x tegak lurus sumbu o-x dengan jarak nilai y dan sebaliknya.
2) Titik A2 adalah proyeksi titik A pada bidang P2 dengan koordinat (x,z) dengan nilai (3,2). Tarik garis proyeksi dari nilai x tegak lurus sumbu o-x dengan jarak nilai z dan sebaliknya.
3) Titik A3 adalah proyeksi titik A pada bidang P3 dengan koordinat (y,z) dengan nilai (1,2). Tarik garis proyeksi dari nilai y tegak lurus sumbu o-y dengan jarak nilai z dan sebaliknya.
4) Titik A pada gambar stereometri adalah benda yang sebenarnya dengan koordinat (x,y,z) dengan nilai (3,1,2). Titik A didapat dengan menarik garis proyeksi dari titik A1, A2 dan A3 tegak lurus dengan bidang-bidang proyeksinya.
Latihan Soal :
1. Diketahui titik B yang terletak pada koordinat (4,3,5). Cari dan buat gambar stereometri serta gambar proyeksinya!
2. Diketahui titik C dengan koordinat (4, 6, 0). Cari dan buat gambar stereometri serta gambar proyeksinya!
B. Gambar Proyeksi Sebuah Garis
Menggambar proyeksi sebuah garis dapat diartikan menggambar proyeksi dua buah titik. Namun dalam membuat gambar proyeksinya harus kita pandang sebagai sebuah garis yang utuh, hal itu menyebabkan terdapatnya beberapa kemungkinan hasil gambar proyeksi sebyah garis, antara lain :
  • Proyeksi dari sebuah garis lurus akan berupa garis lurus juga, tetapi bila garis tersebut tegak lurus dengan bidang proyeksinya maka hasil proyeksinya berupa sebuah titik.
  • Proyeksi dari sebuah garis yang sejajar dengan bidang priyeksinya maka hasil proyeksinya akan sama panjang dengan garis tersebut, dan bila sebuah garis yang tidak sejajar dan tidak tegak lurus dengan bidang proyeksinya maka hasil proyeksinya lebih pendek dari garis tersebut.
Perhatikan dan pelajari gambar-gambar berikut.
Latihan Soal :
1. Diketahui garis BC dengan koordinat titik B (1,2,3,). Garis BC panjangnya 5 cm dan sejajar dengan sumbu o-y Cari dan buat gambar stereometri serta gambar proyeksinya!
2. Diketahui garis CD dengan koordinat titik C (2,2,1). Garis CD = 6 cm yang semula sejajar dengan sumbu o-z, kemudian diputar kekanan hingga membentuk sudut 450 dengan sumbu o-x Cari dan buat gambar stereometri serta gambar proyeksinya!
C. Gambar Proyeksi Sebuah Bidang
Sebuah bidang dibentuk oleh tiga buah garis atau lebih. Oleh karena itu, untuk membuat gambar proyeksi sebuah bidang sama dengan memproyeksi beberapa buah garis. Kemungkinan-kemungkinan yang terjadi pada proyeksi garis dapat berlaku juga pada proyeksi bidang.
Perhatikan dan pelajari gambar berikut.
Penjelasan Gambar
  • Bidang ABCD gambar proyeksinya pada bidang P1 berupa sebuah garis yang sama panjang dengan sisi AB, sejajar sumbu o-x atau tegak lurus sumbu o-y.
  • Proyeksi bidang ABCD pada bidang P2 berupa bidang yang sama besar dengan bidang asalnya, bidang tersebut sejajar dengan bidang P2 dan tegak lurus dengan bidang P1 dan P3.
  • Proyeksi bidang ABCD pada bidang P3 berupa sebuah garis yang sama panjang dengan sisi BC, sejajar sumbu o-z dan tegak lurus sumbu o-y.
Penjelasan gambar
  • Gambar Proyeksi pada bidang P1, P2 dan P3 berupa bidang segitiga.
  • Ketiga segitiga pada masing-masing bidang proyeksi tidak ada yang ukuranya dengan segitiga asalnya yaitu segitiga EFG, ini disebabkan karena letak dari segitiga EFG tidak sejajar dan tidak tegak lurus dengan bidang-bidang proyeksinya.
Latihan Soal :
1. Diketahui bidang berbentuk ‘T’ dengan koordinat titik A (3,2,1,). Garis AB // dengan sumbu o-x dan garis BC // dengan sumbu o-z Cari dan buat gambar stereometri serta gambar proyeksinya!
2. Diketahui Bidang segi-empat ABCD dengan koordinat titik A (2,2,1). Garis AB = 6 cm // dengan sumbu o-y dan garis BC = 7 cm // sumbu o-z. Bidang ABCD semula sejajar dengan bidang P3, kemudian diputar ke kanan dengan garis AB sebagai sumbu putar hingga membentuk sudut 450 dengan bidang P1. Cari dan buat gambar stereometri serta gambar proyeksinya!
D. Gambar Proyeksi Sebuah Benda Tiga Dimensi
Memproyeksikan sebuah benda tiga dimensi seperti kubus, balok, limas dan sebagainya sama artinya memproyeksikan beberapa buah bidang. Kemungkinan gambar proyeksinya pada bidang P1,P2 dan P3 berupa sebuah bidang.
Perhatikan gambar berikut dan pelajarilah.
Ketentuan gambar proyeksi balok di atas adalah sebagai berikut.
Ditentukan proyeksi balok dengan kordinat titik A (1,1,1), Garis AB
panjangnya 5 cm sejajar dengan sumbu o-x dan tegak lurus sumbu o-y. Garis BC panjangnya 4 cm sejajar sumbu o-y dan tegak lurus sumbu o-x. Alas balok adalah bidang ABCD sejajar dengan bidang P1. Tinggi balok 2,5 cm.
Latihan Soal:
1. Diketahui bentuk bangun di bawah ini, dengan ketentuan sebagai berikut :
Titik A terletak pada koordinat (3,2,1), garis AB sejajar dengan sumbu o-x dan bidang alas bangun (bidang ABCD) sejajar dengan bidang P1. Buatlah gambar proyeksinya !
Ketentuan garis :
Garis tepi : 0,8mm tinta hitam
Garis sumbu : 0,6mm tinta hitam
Garis gambar proyeksi : 0,8 mm tinta hitam
Garis konstruksi : 0,1 mm tinta merah
2. Diketahui bentuk bangun di bawah ini, dengan ketentuan sebagai berikut :
Titik A terletak pada koordinat (2,2,1), garis AB sejajar dengan sumbu o-x dan bidang alas bangun (bidang ABCD) sejajar dengan bidang P1. Buatlah gambar proyeksinya dan diarsir rapi dengan pensil tipis!
Ketentuan garis :
Garis tepi : 0,8 mm tinta hitam
Garis sumbu : 0,6 mm tinta hitam
Garis gambar proyeksi : 0,8 mm tinta hitam
Garis konstruksi : 0,1 mm tinta merah
3. Diketahui bentuk bangun di bawah ini, dengan ketentuan sebagai berikut :
Titik A terletak pada koordinat (1,2,1), garis AB sejajar dengan sumbu o-x dan bidang alas bangun (bidang ABCD) sejajar dengan bidang P1. Buatlah gambar proyeksinya dan diarsir rapi dengan pensil tipis!
Ketentuan garis :
Garis tepi : 0,8 mm tinta hitam
Garis sumbu : 0,6 mm tinta hitam
Garis gambar proyeksi : 0,8 mm tinta hitam
Garis konstruksi : 0,1 mm tinta merah

Senin, 27 Desember 2010

Bagaimana orang jawa ( kuno ) bicara angka dan bilangan

Bagaimana orang Jawa (kuno) bicara angka dan bilangan…

      Orang Jawa kuno benar-benar menyukai sastra, bahkan untuk menyatakan bilangan-bilangan mereka menggunakan  bahasa (kata) yang indah-indah sebagai pengganti angka.
      Tetapi sebelum aku sedikit bercerita (sebatas pengetahuanku) tentang hubungan antara sastra dan matematika perkenanlah aku sedikit memberikan perkenalan tentang perbedaan antara angka dan bilangan (lagi-lagi sebatas pengetahuanku).
      Banyak orang yang mungkin menganggap kalau angka dan bilangan adalah hal yang sama padahal sebenarnya angka dan bilangan adalah hal yang berbeda. Angka tidak lain adalah simbol yang digunakan untuk melambangkan suatu bilangan sedangkan bilangan itu sendiri merupakan suatu obyek yang abstrak. Kata orang-orang sih memang obyek matematika adalah abstrak sedangkan apa yang nampak (seperti angka, bilangan, kubus dll) hanyalah merupakan upaya untuk melambangkan hal-hal yang abstrak. Terus terang aku tidak punya ilmu untuk membahas maupun mendebat hal tersebut (antara abstrak dan konkret).
      Kembali ke masalah angka dan bilangan…
      Untuk lebih jelasnya aku berikan contoh:
     12——-> mana angka dan mana bilangan pada “12″?
      Pada “12″ terdapat dua angka, yaitu angka 1 dan angka 2 sedangkan 12 itu sendiri merupakan bilangan yang melambangkan suatu kuantitas (panjang, berat, umur dll). Jadi “1″ dan “2″ tersebut merupakan angka-angka yang digunakan untuk melambangkan bilangan “12″, tentu saja angka-angka 1 dan 2 juga dapat digunakan untuk melambangkan bilangan-bilangan yang lain tergantung dari banyaknya angka “1″ dan “2″ yang digunakan dan juga tergantung posisi peletakan angka-angka tersebut.
       Kesimpulannya adalah terdapat 10 angka, yaitu mulai dari 0, 1, 2, … sampai 9. Oh ya 10 angka yang aku maksudkan tersebut adalah pada sistem penulisan latin, tentu saja masih banyak sistem penulisan yang lain (seperti Arab, Jawa, Cina, Romawi, Babilonia dll).
       Semoga contoh tersebut dapat menjelaskan perbedaan angka dan bilangan.
      Sekarang kembali ke masalah sastra (Jawa) dan matematika ya…
      Dulu aku pernah menulis tentang apa manfaat belajar matematika . Ada beberapa komentar yang menyebutkan kalau sastra murni tidak membutuhkan matematika, nah di sini aku ingin mencoba ngéyél (maaf bahasa Indonesia untuk ngéyél apa ya? Kalau pakai membangkang sepertinya tidak tepat ya?) dengan memberikan contoh (walaupun mungkin contoh ini tidak tepat).
Sekali lagi sekarang aku akan ngéyél mengaitkan sastra (Jawa) dengan matematika, berhubung mau ngéyél maka contoh yang aku tulis nanti terkesan dipaksakan :D (kata Sora9n….. “deKing garing” :D ).
      Dulu aku sudah pernah menjawab asal-asalan tentang penggunaan matematika di sastra Jawa, yaitu rumus gatra pada tembang Macapat (jawaban yang sangat ngawur dan dipaksakan). Sekarang sekali lagi aku akan memberikan contoh NGAWUR lain tentang matematika dalam sastra Jawa…

      Sebelumnya aku persempit dulu definisi matematika di sini, matematika kan salah satunya terkenal dengan dunia simbol (termasuk angka-angka) nah matematika di sini hanyalah sekedar tentang angka dan bilangan (sengaja dipaksakan :D ).
      Dulu waktu SMP aku belajar Bahasa Jawa, seingatku dulu mata pelajaran Bahasa Jawa bukan sekedar muatan lokal tetapi memang wajib (untuk wilayah Jawa Tengah). Berhubung jaman SMP tentu saja aku hanya ingat secuil tentang sastra Jawa (padahal dulu juga tidak bisa :D ). Salah satu yang sangat membuatku terkesan adalah kalimat SIRNA ILANG KERTANING BUMI yang kalau tidak salah kalimat tersebut melambangkan tahun runtuhnya kerajaan Majapahit, yaitu tahun 1400. Kok bisa SIRNA ILANG KERTANING BUMI melambangkan bilangan tahun 1400?
      Di sastra Jawa dikenal yang namanya SENGKALA yaitu melambangkan angka dengan kata-kata tetapi sepertinya penggunaan sengkala sebatas pada pelambangan TAHUN, tidak tahu penggunaan sengkala untuk menyatakan kuantitas yang lain. Ada dua macam sengkala, yaitu CANDRA SENGKALA untuk menyatakan tahun Jawa dan Surya Sengkala untuk menyatakan tahun Masehi. Seperti halnya angka dan bilangan, banyak orang yang menganggap kalau candra sengkala sama dengan surya sengkala (mungkin karena mereka hanya fokus pada kata sengkala).
      SIRNA ILANG KERTANING BUMI ——–> ada 4 kata.
      1400  ———- > ada 4 angka.
      Ya setiap kata memang melambangkan suatu angka.
      Apakah berarti sirna melambangkan angka 1; ilang melambangkan angka 4 dst?
      Sebelum kita cari tahu makna dari masing-masing kata, marilah kita amati bilangan tahun 1400. Pada bilangan 1400 terdapat dua angka yang kembar yaitu angka “0″, jadi tentu saja pada sengkala tersebut seharusnya terdapat dua kata yang sama. Kita tahu bahwa arti kata “sirna” melambangkan ketidakadaan (sirna, lenyap, hilang dll) begitu juga kata “ilang” atau hilang, jadi kata sirna dan ilang melambangkan hal yang sama atau dengan kata lain kata sirna dan hilang adalah sama. Nah dari situ bisa kita tebak kalau kata sirna dan ilang melambangkan ketidakadaan alias “nol”.
      Sudah menemukan clue yang lain?
      SIRNA ILANG KERTANING BUMI
         (0)         (0)              (?)                (?)
      Melambangkan apakah kata kerta (kata dasar dari kertaning) dan bumi?
      Sepertinya lebih mudah kalau kita membahas kata bumi lebih dulu karena kita sama-sama tahu kalau bumi itu hanya ada satu (fakta sementara), jadi berarti kata bumi melambangkan 1 dan tentu saja kesimpulan akhirnya kata kerta melambangkan 4.
      SIRNA ILANG KERTANING BUMI
         (0)         (0)              (4)                (1)
      Jadi pembacaan sengkala arahnya dibalik.
      Berikut kata-kata yang digunakan dalam sengkala untuk melambangkan suatu bilangan (maaf seadanya ya karena jujur saja sudah banyak yang lupa):
1 : Bumi, buana,  surya, candra, tunggal, ika, eka, (p)raja, manunggal, negara dll.
2 : dwi, tangan, sikil, kuping, mata, netra, panembah, bekti, dll
3 : tri, krida, gebyar, dll
4 : catur, kerta, dll
5 : panca, astra, tumata, dll
6: rasa, sad, bremana, anggata, dll
7 : sapta, sinangga, sapi dll
8 : asta, naga, salira, manggala, dll
9 : nawa, hanggatra, bunga, dll
0 : ilang, sirna, sonya, dll
Contoh sengkala-sengkala yang lain :
  1. Lambang kraton Yogya –> “DWI NAGA RASA TUNGGAL” melambangkan tahun 1682.
  2. Kabupaten Banyumas –> “BEKTINING MANGGALA TUMATANING PRAJA” melambangkan tahun 1582
  3. Kabupaten Sleman —> “RASA MANUNGGAL HANGGATRA NEGARA” melambangkan tahun 1916 (Masehi)
  4. Kabupaten Sleman —> “ANGGATA CATUR SALIRA TUNGGAL” melambangkan tahun 1846 (tahun Jawa)
  5. Kabupaten Pati —> “KRIDANING PANEMBAH GEBYARING BUMI” melambangkan tahun 1323
      Semua sengkala-sengkala di atas melambangkan atau menunjukkan tahun berdirinya masing-masing daerah.
      Bahkan ada surya sengkala baru yang cukup bagus untuk menandai peristiwa-peristiwa yang menimpa bangsa dan negara kita di tahun 2006, yaitu “RASA SONYA ILANGING PANEMBAH” yang dapat diartikan “HILANGNYA KESADARAN BERBAKTI”.
      Tulisan di atas merupakan campuran antara sisa-sisa memori belajar Bahasa Jawa waktu SMP dengan ditambah beberapa kutipan dari sumber yang lain (maaf tidak sempat menuliskan semua, di antaranya adalah tentang Sleman, Yogyakarta, Banyumas, dll)
PERHATIAN:
  1. Sebenarnya tulisan di atas BUKAN tentang penggunaan Matematika dalam Sastra Jawa (saya tadi hanya mencari alasan saja kok biar tulisannya agak panjang:D). Karena bisa dikatakan penggunaan matematika dalam sastra Jawa tersebut hanya sebatas angka dan bilangan.
  2. Inti dari tulisan di atas sebenarnya adalah sekedar ungkapan rasa cinta dan rasa rindu pada budaya Jawa-ku tercinta.
I LOVE MY LOVELY JAVA ….
I LOVE MY LOVELY INDONESIA(and INDONESIAN???)…
I LOVE MY LOVELY BAPAK and EMAK …